Penyakit jantung, selama ini dikenal sebagai penyakit yang menyerang usia lanjut, kini semakin banyak diderita oleh anak muda di Indonesia. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan peningkatan signifikan kasus penyakit jantung pada kelompok usia produktif. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap produktivitas dan perekonomian negara.
Philips Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), mengingatkan pentingnya inovasi dan teknologi kesehatan untuk mengatasi tantangan ini. Peningkatan akses layanan kesehatan jantung yang berkualitas menjadi kunci pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Penyakit Jantung di Indonesia: Tren Meningkatnya Kasus pada Usia Muda
Penyakit kardiovaskular (CVD) atau penyakit jantung, merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk Indonesia. WHO mencatat sekitar 17,9 juta kematian akibat CVD setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri, sekitar 650.000 orang didiagnosis dengan penyakit jantung setiap tahunnya. Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 651.481 jiwa, didominasi oleh stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung terkait hipertensi.
Meskipun risiko penyakit jantung meningkat setelah usia 40 tahun dan puncaknya pada usia 50 tahun, data SKI 2023 menunjukkan peningkatan signifikan pada kelompok usia 25-34 tahun, dengan jumlah pasien mencapai 140.206 orang.
dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, Ketua Bidang Medis YJI, menyatakan keprihatinannya atas tren ini. Penyakit jantung pada usia muda berdampak besar pada kehidupan pasien dan keluarga mereka, karena membutuhkan manajemen penyakit seumur hidup.
Gaya Hidup Tidak Sehat: Pemicu Utama Penyakit Jantung pada Usia Muda
Pergeseran gaya hidup menjadi faktor utama peningkatan kasus penyakit jantung pada usia muda. Gaya hidup sedenter, pola makan tidak seimbang, dan merokok merupakan beberapa penyebab utama.
dr. Ario memperingatkan bahwa Asia, termasuk Indonesia, menghadapi “bom waktu” penyakit kardiovaskular akibat gaya hidup tidak sehat. Jika tidak diatasi, kasus penyakit jantung akan terus meningkat.
Selain faktor gaya hidup, akses layanan kesehatan yang tidak merata juga menjadi kendala. Keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung (hanya sekitar 1.500 di seluruh Indonesia) dan konsentrasi layanan jantung lanjutan di kota-kota besar memperparah masalah.
Inovasi Teknologi: Menjembatani Kesenjangan Akses Layanan Kesehatan Jantung
Inovasi teknologi menawarkan solusi untuk mengatasi keterbatasan akses layanan kesehatan jantung. Perangkat wearable seperti jam tangan pintar dapat membantu memantau kesehatan jantung dan mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Teknologi ini memungkinkan deteksi dini penyakit jantung lebih luas, termasuk di daerah dengan fasilitas medis terbatas. Pemeriksaan jantung yang sebelumnya hanya tersedia di rumah sakit besar, kini dapat diakses dengan lebih mudah.
dr. Ario menekankan pentingnya edukasi masyarakat mengenai faktor risiko penyakit jantung dan upaya pencegahannya. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin juga sangat penting.
Dengan kemajuan teknologi, pemeriksaan jantung tidak lagi rumit dan menakutkan. Hal ini dapat mendorong lebih banyak orang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam meningkatkan akses layanan kesehatan jantung dan mengedukasi masyarakat. Dengan demikian, angka penyakit jantung, khususnya pada usia muda, dapat ditekan.
Pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup harus terus digaungkan. Inovasi teknologi dan kerjasama antar sektor menjadi kunci untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik dan merata di Indonesia.
Melalui kombinasi edukasi, akses yang lebih mudah ke layanan kesehatan, dan pemanfaatan teknologi, kita dapat membangun masa depan yang lebih sehat bagi generasi muda Indonesia.
- Peningkatan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat sangat krusial.
- Pemerataan akses layanan kesehatan jantung melalui inovasi teknologi dan kolaborasi perlu terus didorong.
- Edukasi masyarakat tentang faktor risiko penyakit jantung dan pencegahannya harus dilakukan secara menyeluruh.





![Eksplorasi_Raja_Ampat_Hemat_Backpacker_Week_Trip_Hanya_Rp_Angka Eksplorasi Raja Ampat Hemat: Backpacker Week Trip, Hanya Rp [Angka]!](https://liputanpagi.id/wp-content/uploads/2025/06/Eksplorasi_Raja_Ampat_Hemat_Backpacker_Week_Trip_Hanya_Rp_Angka-200x112.jpg)