Kistektomi: Panduan Lengkap, Risiko, Pemulihan & Pilihan Terbaik

Kistektomi: Panduan Lengkap, Risiko, Pemulihan & Pilihan Terbaik
Sumber: Hellosehat.com

Gangguan pada kandung kemih dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Dalam beberapa kasus, solusi medisnya mungkin melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kandung kemih, sebuah prosedur bedah yang dikenal sebagai kistektomi. Memahami prosedur ini, persiapan yang diperlukan, dan potensi risikonya sangat penting bagi pasien yang mempertimbangkan operasi ini.

Apa itu Kistektomi?

Kistektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat kandung kemih. Ada dua jenis utama: kistektomi parsial (pengangkatan sebagian kandung kemih) dan kistektomi radikal (pengangkatan seluruh kandung kemih).

Kistektomi radikal pada pria seringkali meliputi pengangkatan prostat dan vesikula seminalis. Pada wanita, prosedur ini biasanya melibatkan pengangkatan rahim, ovarium, dan sebagian vagina.

Istilah “kistektomi” juga sering dikaitkan dengan pengangkatan kista, terutama yang terletak di dekat kandung kemih. “Kista” sendiri mengacu pada kantung berisi cairan, udara, atau zat semi padat. “-ektomi” berarti pembedahan pengangkatan.

Siapa yang Membutuhkan Kistektomi?

Kistektomi biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah serius pada kandung kemih, terutama kanker kandung kemih yang invasif atau rekuren.

Prosedur ini juga mungkin direkomendasikan jika pasien memiliki kista di sekitar kandung kemih, misalnya di dekat usus besar, prostat, atau rahim (khususnya endometrium).

Berikut beberapa kondisi medis yang dapat ditangani dengan kistektomi:

* **Sindrom nyeri kandung kemih (interstitial cystitis):** Kondisi ini menyebabkan nyeri kronis dan ketidaknyamanan pada kandung kemih.
* **Kelainan bawaan sistem kemih:** Cacat lahir yang mempengaruhi sistem kemih dapat memerlukan kistektomi untuk perbaikan.
* **Gangguan saraf atau peradangan sistem kemih:** Kondisi neurologis atau inflamasi tertentu dapat memengaruhi fungsi kandung kemih.
* **Masalah kandung kemih akibat kemoterapi, radiasi, atau cedera:** Pengobatan kanker atau trauma dapat menyebabkan kerusakan pada kandung kemih.
* **Kista endometriosis:** Kista yang disebabkan oleh endometriosis yang menyebabkan nyeri kronis.
* **Kista dermoid:** Kista yang berpotensi membesar dan memerlukan pembedahan.
* **Kista ovarium besar atau persisten:** Kista yang tidak menghilang secara alami setelah beberapa siklus menstruasi.
* **Kista yang dicurigai ganas:** Kista yang menunjukkan tanda-tanda kanker.

Keputusan untuk melakukan kistektomi untuk pengangkatan kista didasarkan pada berbagai faktor, termasuk ukuran kista, gejala yang dialami pasien, usia pasien, dan keinginan pasien untuk mempertahankan kesuburan. Tidak semua kista memerlukan pembedahan.

Prosedur Kistektomi dan Perawatan Pasca Operasi

Kistektomi dapat dilakukan melalui dua metode utama: laparoskopi (sayatan kecil) dan laparotomi (sayatan besar, bedah terbuka). Metode yang dipilih tergantung pada ukuran dan lokasi kista, tingkat keparahan kondisi kandung kemih, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Kistektomi dengan Laparoskopi

Laparoskopi melibatkan beberapa sayatan kecil (0,5-1 cm) untuk memasukkan kamera dan instrumen bedah. Rongga perut diisi dengan gas CO₂ untuk meningkatkan visibilitas.

Kistektomi dengan Laparotomi

Laparotomi, atau pembedahan terbuka, digunakan jika kista besar atau terdapat perlengketan yang luas. Sayatan yang lebih besar memungkinkan akses langsung ke organ dalam rongga perut.

Setelah kistektomi, pasien biasanya dirawat inap selama 2-12 hari, tergantung pada kondisi mereka. Perawatan pasca operasi meliputi: istirahat cukup, aktivitas fisik ringan, pemantauan area sayatan, diet seimbang, dan cukup minum. Pasien laparoskopi umumnya pulih lebih cepat (1-2 minggu) daripada pasien laparotomi (4-6 minggu).

Pasien yang menjalani kistektomi untuk pengangkatan kandung kemih karena kanker, perlu menjalani pembuatan saluran kemih baru agar urine tetap dapat dikeluarkan dari tubuh. Perawat akan memberikan pelatihan tentang perawatan saluran kemih yang baru ini.

Hasil Operasi dan Potensi Risiko

Kistektomi memberikan peluang besar untuk kesembuhan dari kanker kandung kemih atau tumor panggul lainnya. Namun, pasien mungkin perlu beradaptasi dengan sistem kemih yang baru.

Pada kasus pengangkatan kista yang berpotensi kanker, teknik *fertility-sparing* dapat digunakan untuk meminimalkan dampak pada kesuburan.

Meskipun demikian, kistektomi, seperti operasi lainnya, memiliki risiko komplikasi, termasuk: perdarahan, efek samping anestesi, penggumpalan darah, infeksi, dehidrasi, kelainan elektrolit, penurunan fungsi ginjal, diare berat, inkontinensia urine, penyumbatan usus, penyumbatan saluran kemih, perubahan pola buang air kecil, disfungsi ereksi pada pria, dan gangguan seksual pada wanita.

Penting untuk mengikuti semua petunjuk dokter sebelum dan sesudah operasi untuk meminimalkan risiko komplikasi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk membahas setiap kekhawatiran sebelum menjalani prosedur ini.

Kistektomi merupakan prosedur bedah yang serius dengan potensi manfaat dan risiko yang signifikan. Pemahaman yang komprehensif tentang prosedur ini, termasuk persiapan, metode operasi, perawatan pasca operasi, hasil yang diharapkan, dan potensi komplikasi, sangat penting bagi pasien dan keluarga untuk membuat keputusan yang tepat dan terinformasi. Diskusi terbuka dan jujur dengan tim medis sangat dianjurkan untuk mengatasi setiap kekhawatiran dan memastikan keberhasilan operasi serta pemulihan yang optimal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *