Persahabatan erat antara Presiden Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk, yang sempat disebut-sebut sebagai “bromance” oleh publik, kini telah berubah menjadi perselisihan terbuka. Awalnya, Musk secara aktif mendukung kampanye Trump dan bahkan diangkat ke posisi di pemerintahan. Namun, perbedaan pandangan politik yang signifikan telah memicu konflik yang memanas antara kedua tokoh berpengaruh ini. Perselisihan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai dinamika hubungan kekuasaan dan persaingan dalam politik Amerika Serikat.
Awalnya Mesra, Kini Saling Caci
Hubungan Trump dan Musk dulunya begitu dekat. Musk menjadi pendukung vokal Trump selama kampanye presiden.
Dukungan tersebut berlanjut setelah Trump menjabat. Musk kemudian diangkat ke sebuah lembaga pemerintahan terkait efisiensi anggaran.
Keduanya bahkan mendapatkan julukan “bromance” karena kedekatan mereka yang terlihat di mata publik. Puji-pujian dan sanjungan pun kerap terlontar dari keduanya.
Namun, kedekatan tersebut ternyata tak berlangsung lama. Perselisihan kini telah muncul ke permukaan, ditandai dengan saling caci di antara keduanya.
Perbedaan Pendapat Soal RUU Pajak dan Belanja Negara
Puncak keretakan hubungan Trump dan Musk dimulai dari perbedaan pendapat mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja negara.
RUU tersebut, yang berjumlah 1.038 halaman, mencakup berbagai perubahan kebijakan, termasuk pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah.
Musk secara terang-terangan menyatakan ketidaksetujuannya. Ia mengkritik RUU tersebut yang justru akan menambah utang negara hingga 2,4 triliun dollar AS dalam 10 tahun mendatang.
Musk juga mempertanyakan rencana menaikkan pagu utang federal secara signifikan, dari 4 triliun menjadi 40 triliun dollar AS. Menurutnya, hal ini justru akan memperburuk defisit anggaran.
Kritik Terhadap RUU dan Kebijakan Trump
Musk menyatakan kekecewaannya terhadap RUU tersebut dalam wawancara dengan CBS News.
Ia menyebut RUU itu justru melemahkan kinerja tim DOGE, yang mana Musk menjadi bagiannya di masa lalu.
Musk menekankan perlunya pemerintah untuk mengurangi defisit, bukan malah menambahnya dengan kebijakan yang dinilai tidak bijak.
Perbedaan mendasar inilah yang kemudian menjadi pemicu utama perselisihan antara Musk dan Trump.
Eskalasi Konflik dan Dampaknya
Perselisihan antara Musk dan Trump berkembang dengan cepat. Dari hubungan yang awalnya sangat akrab, kini berubah menjadi permusuhan terbuka.
Konflik ini menarik perhatian publik Amerika Serikat dan dunia internasional. Banyak analis telah memprediksi berakhirnya hubungan baik keduanya.
Namun, kecepatan eskalsinya cukup mengejutkan. Perselisihan ini menjadi sorotan tajam mengenai ketidakstabilan politik AS.
Ke depannya, konflik ini mungkin akan mempengaruhi dinamika politik di Amerika Serikat dan juga citra kedua tokoh tersebut.
Konflik antara Donald Trump dan Elon Musk memberikan gambaran mengenai dinamika politik dan bisnis yang kompleks di Amerika Serikat. Meskipun awalnya terlihat sebagai hubungan yang erat, perbedaan pandangan politik dan kebijakan telah mengakibatkan perselisihan terbuka yang menandai berakhirnya “bromance” yang sempat menjadi perhatian publik. Peristiwa ini menyoroti betapa cepatnya aliansi dapat runtuh dan betapa berpengaruhnya perbedaan pendapat dalam lingkaran kekuasaan. Ke depan, dampak dari perselisihan ini terhadap politik dan bisnis di Amerika Serikat patut untuk terus dipantau.





