Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyampaikan permohonan maaf resmi kepada seluruh jemaah haji Indonesia atas kendala distribusi katering yang terjadi pada 14 Zulhijah 1446 H (13 Juni 2025). Kejadian ini menyebabkan sejumlah jemaah mengalami keterlambatan bahkan kegagalan menerima makanan pasca-Armuzna. Langkah cepat telah diambil BPKH untuk mengatasi permasalahan ini dan memberikan kompensasi kepada jemaah yang terdampak.
Permohonan Maaf Resmi BPKH dan Penjelasan Kendala Distribusi
Direktur BPKH, Sidiq Haryono, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas ketidaknyamanan yang dialami jemaah. Keterlambatan distribusi makanan ini diakibatkan oleh beberapa kendala teknis di lapangan.
BPKH bekerja sama dengan 15 mitra dapur lokal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah haji. Namun, sejumlah mitra mengalami gangguan operasional yang berdampak pada ketepatan waktu distribusi makanan ke hotel-hotel penginapan jemaah.
Upaya Penanganan dan Kompensasi bagi Jemaah
Sebagai solusi atas keterlambatan tersebut, BPKH menyediakan makanan alternatif seperti nasi bukhari, shawarma, dan makanan siap saji (RTE). Upaya ini dilakukan untuk memastikan jemaah tetap mendapatkan asupan makanan.
Selain menyediakan makanan pengganti, BPKH juga memberikan kompensasi finansial. Jemaah yang tidak menerima makanan mendapatkan kompensasi sebesar 10 riyal untuk sarapan dan 15 riyal untuk makan siang dan malam. Kompensasi ini diberikan sebagai bentuk tanggung jawab dan penghargaan atas kesabaran jemaah.
Distribusi Makanan Alternatif
BPKH berupaya semaksimal mungkin untuk mendistribusikan makanan pengganti dengan cepat dan merata. Tim di lapangan bekerja keras untuk memastikan semua jemaah mendapatkan makanan, walau terlambat.
Kompensasi Finansial
Kompensasi finansial diberikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas layanan yang tidak optimal. Nominal kompensasi dirasa cukup untuk menutupi biaya makanan yang tidak diterima jemaah.
Tanggapan Kementerian Agama dan Langkah Pencegahan di Masa Mendatang
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, juga telah menanggapi insiden ini dan memastikan adanya kompensasi bagi jemaah yang terdampak. Ia menekankan pentingnya koordinasi dan pengawasan yang lebih ketat dalam pengelolaan katering haji di masa mendatang.
Menag juga menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi katering untuk mencegah kejadian serupa terulang. Koordinasi yang lebih baik antara BPKH dan mitra dapur menjadi kunci utama untuk memastikan kelancaran distribusi makanan di masa haji mendatang.
BPKH menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas haji, mitra lokal, dan relawan yang telah membantu mengatasi masalah ini. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas layanan dan memastikan kenyamanan jemaah haji di masa depan. Evaluasi dan perbaikan sistem secara menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden serupa. Komitmen BPKH untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji tetap menjadi prioritas utama.
