Mangrove Action Project (MAP) kembali membuka pendaftaran untuk ajang penghargaan fotografi mangrove tahunannya. Ini merupakan penyelenggaraan ke-11, menawarkan kesempatan bagi para fotografer untuk memamerkan karya-karya mereka yang menakjubkan dan mengangkat isu penting konservasi mangrove.
Sebagai gambaran, penghargaan tahun lalu telah menghasilkan foto-foto luar biasa dari berbagai penjuru dunia, termasuk beberapa karya dari Indonesia. Mari kita lihat beberapa pemenang dari kompetisi sebelumnya.
Pemenang Kontes Fotografi Mangrove 2024: Sebuah Kilasan
Kompetisi fotografi mangrove MAP selalu menampilkan karya-karya yang memukau. Tahun lalu, juara-juara berasal dari berbagai negara, menunjukkan betapa pentingnya pelestarian mangrove secara global.
Foto-foto tersebut tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya ekosistem mangrove dan ancaman yang dihadapinya.
Salah satu pemenang adalah Arijit Das dari India dengan foto berjudul “Adaptasi Harimau Benggala”. Foto ini menampilkan harimau Benggala di habitat mangrove, menunjukkan adaptasi satwa liar terhadap lingkungan tersebut.
Keberadaan harimau Benggala di ekosistem mangrove menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan keanekaragaman hayati.
Emanuele Biggi dari Malaysia menyabet penghargaan dengan foto “Teater Plastik”. Foto ini menyoroti masalah polusi plastik yang mengancam ekosistem mangrove.
Gambar tersebut menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan.
Melodi Roberts dari Amerika Serikat meraih penghargaan atas karyanya “Mangroves At Dawn”. Foto ini menampilkan keindahan mangrove di saat fajar, menunjukkan pesona estetika ekosistem ini.
Keindahan yang ditampilkan dalam foto tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pelestarian mangrove.
Kontribusi Fotografer Indonesia
Para fotografer Indonesia juga turut berkontribusi dalam kompetisi ini. Buktinya, beberapa karya dari Indonesia berhasil masuk sebagai pemenang di tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak talenta di bidang fotografi yang peduli terhadap lingkungan dan konservasi mangrove.
Johannes Panji Christo berhasil memikat juri dengan foto “Ritual Mandi Lumpur”. Foto ini menampilkan aktivitas masyarakat lokal yang berinteraksi dengan ekosistem mangrove.
Foto ini menunjukkan pentingnya menjaga kearifan lokal dan hubungan harmonis manusia dengan alam.
Dhany Darmansyah Saragih juga meraih penghargaan dengan foto “Mangrove Rusak”. Foto ini menyoroti kerusakan mangrove akibat aktivitas manusia.
Gambar tersebut menjadi bukti nyata dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan dan pentingnya upaya restorasi mangrove.
Mangrove Action Project dan Pentingnya Fotografi Konservasi
MAP merupakan organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk pelestarian mangrove di seluruh dunia. Kompetisi fotografi ini merupakan salah satu strategi MAP untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya ekosistem mangrove.
Melalui foto-foto yang dihasilkan, MAP berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya konservasi dan perlindungan mangrove.
Fotografi konservasi memiliki peran yang sangat penting dalam mengkampanyekan pelestarian lingkungan. Gambar yang kuat dapat menyampaikan pesan yang lebih efektif daripada kata-kata saja.
Dengan kemampuannya untuk menangkap keindahan dan kerentanan ekosistem mangrove, fotografi dapat membangkitkan emosi dan memotivasi tindakan nyata untuk melindungi lingkungan.
Kompetisi fotografi mangrove MAP 2025 diharapkan akan menghasilkan karya-karya yang sama menakjubkannya, bahkan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga kompetisi ini dapat terus mendukung upaya konservasi mangrove dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menjaga kelestarian alam.
Pendaftaran untuk kontes fotografi mangrove MAP 2025 sudah dibuka, segera daftarkan karya terbaik Anda dan jadilah bagian dari upaya pelestarian ekosistem mangrove!



