Timnas Indonesia menelan kekalahan telak 0-6 dari Jepang dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Suita City Football Stadium, Osaka, Jepang, Selasa (10/6/2025). Kekalahan ini menjadi bukti nyata dominasi Jepang atas skuad Garuda sepanjang pertandingan.
Sejak babak pertama, Timnas Indonesia tampak kesulitan menghadapi serangan-serangan bertubi-tubi dari Jepang. Takefusa Kubo dan Daichi Kamada menjadi momok menakutkan bagi pertahanan Indonesia.
Pelatih Patrick Kluivert, yang sudah kehilangan Kevin Diks dan Yakob Sayuri akibat cedera, mencoba melakukan penyegaran di babak kedua. Namun, upaya tersebut tak mampu membendung laju gemilang Jepang.
Tarian Takefusa Kubo: Mimpi Buruk Skuad Garuda
Takefusa Kubo, yang absen di laga sebelumnya, tampil memukau dan menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Indonesia. Ia mencetak satu gol dan dua assist.
Lebih dari itu, Kubo juga menjadi kreator peluang terbanyak dalam pertandingan ini dengan menciptakan enam peluang emas bagi timnya.
Performa gemilang tersebut membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan. Kualitas individu Kubo memang tampak jauh di atas pemain Timnas Indonesia.
Wataru Endo: Maestro di Lapangan Tengah
Wataru Endo, gelandang Liverpool, menunjukkan kelasnya di lapangan tengah. Ketenangannya dalam mengontrol dan mengalirkan bola membuat Jepang mendominasi pertandingan.
Ia sukses melakukan 94 dari 100 percobaan umpan. Dominasi Jepang di lapangan tengah terlihat jelas dengan penguasaan bola mencapai 71%.
Kemampuan Endo dalam mengatur tempo permainan menjadi kunci kesuksesan Jepang dalam menguasai jalannya laga.
Kapten Venezia Pontang-Panting Hadapi Serangan Jepang
Timnas Indonesia terus berada di bawah tekanan sepanjang pertandingan. Meskipun menerapkan formasi lima bek, pertahanan Indonesia tetap kewalahan menghadapi ketajaman lini serang Jepang.
Meskipun kiper Emil Audero melakukan empat penyelamatan penting, lini belakang Indonesia tetap pontang-panting. Jay Idzes, kapten Venezia, menjadi pemain yang paling banyak melakukan aksi defensif dengan total 12 kali.
Mees Hilgers berada di posisi kedua dengan 11 aksi defensif. Namun, upaya mereka tak mampu sepenuhnya meredam gempuran Jepang.
Statistik pertandingan juga menunjukkan dominasi Jepang. Timnas Indonesia tak mampu melepaskan satu pun tembakan ke arah gawang sepanjang pertandingan.
Kekalahan telak ini menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia untuk meningkatkan kualitas permainan dan strategi menghadapi tim-tim kuat di level Asia.
Pertandingan ini juga menjadi bukti nyata perbedaan kualitas antara pemain Jepang dan Indonesia, khususnya dalam hal penguasaan bola, kreasi peluang, dan penyelesaian akhir.
