Timnas Portugal baru saja menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar juara UEFA Nations League 2024/2025. Kemenangan dramatis atas Spanyol di Allianz Arena lewat adu penalti (5-3) setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal, menambah koleksi trofi Portugal di ajang ini. Menariknya, terdapat kesamaan unik antara kemenangan ini dengan keberhasilan mereka di Euro 2016.
Kesamaan tersebut terletak pada sosok Cristiano Ronaldo dan kondisi fisiknya di laga final. Dalam kedua turnamen tersebut, Ronaldo mengalami cedera yang memaksanya keluar lapangan di babak final. Namun, ironisnya, cedera tersebut justru menjadi bumbu cerita menarik di balik kemenangan Portugal.
Euro 2016: Ketika Sang Raja Tumbang, Rakyatnya Bangkit
Final Euro 2016 menampilkan duel sengit antara Portugal dan tuan rumah Prancis. Cristiano Ronaldo, diharapkan menjadi penentu kemenangan, namun mengalami cedera lutut pada menit ke-20 akibat tekel keras Dimitri Payet.
Cedera tersebut memaksa Ronaldo meninggalkan lapangan, meninggalkan kesedihan mendalam bagi dirinya dan pendukung Portugal. Namun, kehilangan kaptennya justru memicu semangat juang yang luar biasa dari rekan-rekan setimnya.
Meskipun berada di luar lapangan, Ronaldo tetap berperan penting. Dengan perban di lutut dan tangan, ia memberikan arahan dan semangat dari pinggir lapangan. Ia seolah menjadi asisten pelatih dadakan yang memotivasi timnya.
Puncaknya, Eder mencetak gol tunggal di menit ke-109 yang memastikan kemenangan Portugal 1-0 atas Prancis. Kemenangan ini menjadi momen bersejarah bagi Portugal, meraih gelar juara Euro untuk pertama kalinya. Kontribusi Ronaldo sebagai pemimpin, meski cedera, tak terbantahkan.
UEFA Nations League 2025: Ulangan Ajaib Sang Kapten
Sembilan tahun kemudian, skrip serupa kembali terulang. Portugal, berhadapan dengan Spanyol di final UEFA Nations League 2025. Spanyol, dengan talenta muda seperti Lamine Yamal dan status juara Euro 2024, menjadi lawan tangguh.
Ronaldo, di usia 40 tahun, masih dipercaya sebagai starter. Meskipun kecepatannya tak lagi seperti dulu, insting mencetak golnya masih tajam. Ia mencetak gol penting di menit ke-61, menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Namun, nasib kembali mempermainkan Ronaldo. Pada menit ke-88, ia kembali mengalami cedera dan harus digantikan oleh Goncalo Ramos. Adegan ini seakan menjadi pengulangan adegan di final Euro 2016.
Pertandingan berlanjut ke adu penalti. Ronaldo hanya bisa menyaksikan dari bangku cadangan. Ramos, pemain pengganti Ronaldo, berhasil mencetak gol penalti penentu kemenangan. Portugal menang 5-3 dan meraih gelar UEFA Nations League.
Kemenangan ini menunjukkan karakter luar biasa dari tim Portugal. Mereka mampu bangkit dari keterpurukan akibat cedera sang kapten dan meraih kemenangan yang dramatis.
Cristiano Ronaldo: Lebih dari Sekadar Pencetak Gol
Kisah di balik dua kemenangan Portugal ini menyingkap sisi lain Cristiano Ronaldo. Ia bukan hanya pencetak gol ulung, tetapi juga pemimpin yang menginspirasi.
Meskipun cedera membatasi perannya di lapangan, pengaruhnya tetap terasa. Kepemimpinannya, semangat juangnya, dan arahannya dari pinggir lapangan menjadi faktor kunci dalam kedua kemenangan tersebut.
Ronaldo membuktikan bahwa kontribusi seorang pemain tak selalu diukur dari jumlah golnya. Kepemimpinan, semangat tim, dan pengaruh di luar lapangan juga sama pentingnya dalam meraih kesuksesan.
Legasi Ronaldo sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik dunia semakin kokoh. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan dan semangat tim mampu mengatasi berbagai tantangan, bahkan cedera yang dialami pemain bintang sekalipun.
Portugal telah menunjukkan bahwa keberhasilan tim bukan hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada kebersamaan, semangat juang, dan kepemimpinan yang kuat. Inilah warisan Cristiano Ronaldo yang akan dikenang sepanjang masa.
