Indonesia, dengan kekayaan hayati lautnya yang luar biasa, menyimpan beragam spesies lamun. Tumbuhan laut ini berperan krusial sebagai habitat dan sumber makanan bagi biota laut, serta memiliki peran penting dalam penyerapan karbon. Dari sekitar 63-70 spesies lamun di dunia, Indonesia memiliki setidaknya 16 spesies yang tersebar di perairannya. Salah satu famili lamun yang cukup beragam di Indonesia adalah Cymodoceae, yang akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Famili Cymodoceae menempati urutan kedua terbanyak setelah Hydrocharotaceae dalam hal penyebaran di Indonesia. Famili ini mencakup beberapa genus penting, termasuk *Cymodocea*, *Syringodium*, *Halodule*, *Oceana*, dan *Thalassodendron*. Masing-masing genus memiliki karakteristik unik yang beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka tumbuh. Berikut ulasan mengenai beberapa spesies lamun Cymodoceae yang ditemukan di perairan Indonesia.
1. Mengenal *Cymodocea rotundata* (Ribbon Seagrass)
*Cymodocea rotundata*, atau yang dikenal sebagai ribbon seagrass, merupakan spesies lamun tropis dengan daun tebal berbentuk pita. Keunikannya terletak pada kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga dapat tumbuh subur di berbagai lingkungan, mulai dari zona pasang surut hingga subpasang surut.
Di Indonesia, *C. rotundata* memiliki penyebaran yang luas dan umum dijumpai di daerah pasang surut dan perairan dangkal. Hal ini didukung oleh kemampuannya tumbuh di berbagai tipe substrat, seperti pasir, karang, lumpur berpasir, dan bahkan substrat berbatu.
2. *Oceana serrulata* (Saw-Toothed Seagrass): Ciri Khas dan Habitatnya
*Oceana serrulata*, atau saw-toothed seagrass, juga sering ditemukan di daerah pasang surut dan sekitar pulau-pulau karang di perairan Indonesia. Spesies ini termasuk hidrofit, memiliki akar rimpang, dan berasal dari bioma beriklim tropis basah.
Ciri khas *O. serrulata* adalah akarnya yang panjang (3-8 cm) dengan rambut akar halus, dan daunnya yang menyerupai rumput laut. Berbeda dengan *C. rotundata*, *O. serrulata* umumnya tumbuh sebagai vegetasi tunggal.
3. Keunikan *Halodule pinifolia* (Needle Seagrass) dan Adaptasinya
*Halodule pinifolia*, atau needle seagrass, memiliki daun yang halus dan lembut, sehingga disebut lamun jarum. Daunnya memiliki satu urat tengah berwarna hitam yang terbelah di ujung. Ukuran daunnya relatif pendek, kurang dari 20 cm, dengan lebar hanya 0,02-0,1 cm.
Rimpangnya pucat dan seringkali tertutup bekas daun berwarna hitam. Kemampuannya menjajah area baru dan pertumbuhannya yang cepat membuat *H. pinifolia* mampu tumbuh subur di lingkungan yang terganggu. Spesies ini seringkali ditemukan di tepian pasir pasang surut yang tenang, serta tumbuh dalam vegetasi campuran.
Selain *H. pinifolia*, terdapat pula *Halodule uninervis* (narrowleaf seagrass) yang memiliki daun sempit dengan tiga urat daun. Ia mampu tumbuh subur di lingkungan ekstrem dengan salinitas tinggi. Kemampuan adaptasinya yang luar biasa terhadap siklus hidup di bawah air membuat *H. uninervis* berperan penting dalam ekosistem pesisir. Ia menstabilkan sedimen dan menjadi habitat serta sumber makanan bagi biota laut.
Selanjutnya, *Syringodium isoetifolium* (noodle seagrass), memiliki bentuk daun yang unik, memanjang seperti mie dengan penampang melintang berbentuk lingkaran dan ujung runcing. Rimpangnya ramping (diameter 1,5 mm) dengan tunas yang menghasilkan 2-3 daun. Mirip dengan *C. rotundata* dan *H. pinifolia*, *S. isoetifolium* umumnya tumbuh bersama jenis lamun lain dalam vegetasi campuran.
Terakhir, *Thalassodendron ciliatum* (sickle-leaved cymodocea) atau lamun berbulu, merupakan herba rimpang kuat dan berkayu. Daunnya berbentuk sabit dan memiliki sistem akar yang padat serta berserat. Spesies ini sering membentuk komunitas monospesifik di substrat pasir, substrat keras, dan pecahan karang mati. Penyebarannya relatif terbatas, hanya sekitar 9% di seluruh Indonesia.
Secara keseluruhan, keanekaragaman lamun famili Cymodoceae di Indonesia menunjukkan kekayaan hayati perairan kita. Pemahaman lebih lanjut tentang karakteristik masing-masing spesies sangat penting untuk upaya konservasi dan pengelolaan ekosistem lamun yang berkelanjutan. Perlindungan habitat lamun sangatlah krusial mengingat perannya yang penting bagi keberlanjutan ekosistem pesisir dan laut Indonesia.
