Calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, mengajukan gagasan kontroversial: penghapusan miliarder dari kota tersebut. Upaya ini merupakan bagian dari kampanye populisnya yang bertujuan mengurangi ketimpangan ekonomi yang mencengkeram New York. Mamdani berpendapat bahwa keberadaan kekayaan ekstrem tidak selaras dengan realitas sosial di kota tersebut, di mana sejumlah warga hidup dalam kemiskinan.
Menentang Ketimpangan Ekonomi di New York
Mamdani, yang berusia 33 tahun, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keberadaan miliarder di New York dalam sebuah wawancara dengan NBC. Ia berargumen bahwa jumlah kekayaan yang dimiliki miliarder sangat tidak proporsional mengingat tingginya angka ketimpangan. Politisi muda ini menganggap keberadaan miliarder sebagai manifestasi ketimpangan yang memprihatinkan.
Program populis yang diusung Mamdani bertujuan untuk meringankan beban warga kurang mampu. Program ini meliputi berbagai kebijakan sosial, antara lain transportasi bus gratis dan penitipan anak universal.
Pendanaan Program Populis Melalui Kenaikan Pajak
Dana untuk membiayai program-program ambisius Mamdani berasal dari peningkatan pajak bagi 1 persen penduduk terkaya di New York. Hal ini termasuk pembekuan sewa dan kenaikan upah minimum menjadi 30 dollar AS per jam. Usulan ini menuai pro dan kontra, terutama dari kalangan berpenghasilan tinggi.
Salah satu usulan Mamdani yang paling kontroversial adalah menaikkan pajak properti di daerah yang menurutnya “lebih kaya dan lebih putih”. Ketika ditanya tentang potensi bias rasial dalam usulan tersebut, Mamdani membantahnya dengan alasan hanya menyampaikan fakta yang ada.
Tantangan Implementasi Kebijakan
Meskipun Mamdani bersemangat mewujudkan visi keadilan sosialnya, implementasinya menghadapi tantangan politik yang signifikan. Kenaikan pajak properti, misalnya, memerlukan persetujuan dari legislatif dan gubernur negara bagian. Proses ini bisa memakan waktu dan tergantung pada dinamika politik yang kompleks.
Serangan Balik dari Donald Trump
Presiden Donald Trump menunjukkan penolakannya terhadap gagasan Mamdani. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengancam akan menghentikan dana federal untuk New York jika Mamdani terpilih. Trump bahkan sampai menyebut Mamdani sebagai “komunis murni”.
Mamdani merespons serangan Trump dengan menyatakan bahwa Ia sudah terbiasa dengan serangan personal dari presiden. Mamdani menekankan bahwa tujuan utamanya adalah memperjuangkan kepentingan warga New York.
Terlepas dari kontroversi dan tantangan politik yang dihadapi, Mamdani memiliki potensi untuk menjadi Wali Kota New York pertama dari komunitas India-Amerika. Jika terpilih pada pemilihan November mendatang, ia akan menandai suatu tonggak sejarah bagi representasi etnis di New York. Keberhasilannya akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk meyakinkan publik akan efektivitas program populisnya serta menavigasi dinamika politik yang kompleks di kota tersebut. Jalan menuju jabatan Wali Kota New York masih panjang dan penuh tantangan.





