Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan insiden adu mulut dan dugaan penganiayaan yang melibatkan seorang pria yang menyebut dirinya “Mas Pelayaran” dan dua pengemudi ojek online (ojol) di Yogyakarta. Peristiwa ini telah menimbulkan kemarahan publik dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform digital. Insiden tersebut bermula dari keterlambatan pesanan minuman yang hanya lima menit. Reaksi berlebihan “Mas Pelayaran” ini menjadi sorotan utama karena menunjukkan kurangnya toleransi dan empati.
Adu Mulut dan Dugaan Penganiayaan Akibat Keterlambatan Lima Menit
Peristiwa yang terjadi pada 3 Juli 2025 ini terekam dalam video berdurasi lebih dari tiga menit. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun X @merapi_uncover dan telah ditonton lebih dari 753.000 kali. Dalam video tersebut terlihat jelas “Mas Pelayaran” melampiaskan amarahnya kepada para pengemudi ojol. Ia tidak menerima penjelasan mengenai keterlambatan pesanan yang disebabkan oleh kemacetan akibat kirab budaya.
Pengemudi ojol menjelaskan keterlambatannya. Ia juga menekankan bahwa pesanan tersebut merupakan pesanan ganda dan tanpa fitur prioritas. Hal ini membuat proses pengantaran membutuhkan waktu lebih lama. Namun, penjelasan tersebut tidak diterima oleh “Mas Pelayaran”.
Sikap Arogan “Mas Pelayaran” dan Reaksi Warganet
“Mas Pelayaran” menunjukkan sikap arogan dengan nada tinggi. Ia menuntut ketepatan waktu dan mempertanyakan kedisiplinan para pengemudi ojol. Kekasih salah satu pengemudi ojol mengungkap bahwa “Mas Pelayaran” berkata, “Aku pelayaran loh mbak,” saat beradu argumen. Situasi semakin memanas ketika permintaan rating bintang lima dari pengemudi ojol dibalas dengan sikap ketus.
Kemarahan warganet meluap setelah menyaksikan video tersebut. Banyak komentar pedas yang mengecam sikap arogan “Mas Pelayaran”. Beberapa komentar antara lain mengecam sikap kurang toleransi dan mengecam klaim “Mas Pelayaran” yang merasa lebih berhak karena profesinya.
Dugaan Kekerasan Fisik dan Tindak Lanjut
Ketegangan mencapai puncaknya ketika keluarga “Mas Pelayaran” ikut terlibat. Salah satu orang yang diduga kakak laki-lakinya menarik kerah baju pengemudi ojol dan menyeretnya. Akibatnya, pengemudi tersebut mengalami lecet-lecet di tangan dan wajah. Kekasih pengemudi ojol juga menjadi korban. Ia mengaku dijambak oleh dua orang yang diduga masih satu keluarga dengan “Mas Pelayaran”.
Peristiwa ini telah dilaporkan kepada pihak berwajib. Pihak kepolisian Yogyakarta sedang menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Hingga saat ini belum ada informasi resmi terkait penangkapan atau proses hukum yang dijalani oleh “Mas Pelayaran” dan keluarganya. Polisi diharapkan dapat memproses kasus ini dengan seadil-adilnya.
Pihak kepolisian diharapkan dapat segera memberikan kepastian hukum terkait kasus ini. Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting tentang pentingnya pengendalian emosi dan empati di tengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Sikap arogan dan tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apapun. Semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan bijak dan memberikan efek jera bagi pelaku.
