Seorang pria asal China bernama Feng Debing telah menipu lebih dari 200 wanita dengan mengaku sebagai Direktur Merek Xiaomi Group. Kasus ini terungkap setelah rumor perselingkuhannya tersebar luas di media sosial. Informasi yang beredar menyebutkan Feng menandatangani kontrak “sugar daddy” dengan para korbannya, beberapa di antaranya merupakan mahasiswi internasional.
Skandal ini mengejutkan publik dan menimbulkan banyak pertanyaan. Pihak Xiaomi pun langsung memberikan klarifikasi terkait keterlibatan Feng Debing dalam kasus ini.
Klaim Palsu Direktur Xiaomi dan Modus Operandi Feng Debing
Feng Debing disebut membayar sejumlah wanita hingga 100.000 yuan (sekitar Rp 226 juta) per bulan. Kontrak yang beredar di internet bahkan menunjukkan perjanjian “pernikahan tanpa kesetiaan” yang ditandatangani Feng dengan istrinya, mengizinkannya untuk memiliki hubungan di luar nikah selama jujur kepada sang istri.
Istri Feng Debing yang awalnya pasrah, akhirnya membongkar skandal ini ke publik karena tak lagi mampu menoleransi perilaku suaminya. Pengakuan tersebut kemudian viral di Weibo, memicu kegemparan di dunia maya.
Klarifikasi Xiaomi dan Fakta Pekerjaan Feng Debing
Xiaomi segera memberikan klarifikasi resmi melalui General Manager Public Relations, Wang Hua. Wang menegaskan Feng Debing bukanlah direktur di perusahaan tersebut.
Feng Debing memang pernah bekerja di Xiaomi pada September 2016, namun hanya sebagai pekerja dapur dengan tugas memotong sayuran. Ia dipecat pada November 2016 karena sering absen.
Dampak Skandal dan Dugaan Penipuan
Setelah klarifikasi Xiaomi, terungkap bahwa Feng Debing kemungkinan besar adalah penipu yang memanfaatkan identitas palsu untuk menipu para wanita. Dia diduga tidak membayar uang yang dijanjikan dan justru menghabiskan uang para korban.
Kasus ini juga membawa dampak lain. Terungkap pula bahwa Feng Debing pernah terlibat dalam sengketa pinjaman pribadi pada tahun 2021, di mana ia diwajibkan membayar 165.000 yuan (sekitar Rp 373 juta) kepada seorang wanita. Kasus ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya verifikasi informasi dan kewaspadaan terhadap modus penipuan yang semakin canggih.
Kejadian ini mencoreng reputasi Xiaomi dan menimbulkan kerugian bagi banyak wanita yang menjadi korban penipuan Feng Debing. Semoga kasus ini dapat menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan dan selalu memverifikasi identitas seseorang sebelum menjalin hubungan yang lebih serius. Pentingnya transparansi dan tanggung jawab perusahaan dalam mengklarifikasi informasi yang beredar juga menjadi sorotan setelah kasus ini. Semoga penegak hukum dapat menindak tegas pelaku dan memberikan keadilan bagi para korban.
