Pernikahan mewah Jeff Bezos, pemilik Amazon, di Venesia pada akhir Mei 2025, menimbulkan gelombang protes dari berbagai kalangan. Acara tiga hari yang diperkirakan menghabiskan biaya hingga 30 juta euro (sekitar Rp 470 miliar) ini menarik perhatian, bukan hanya karena kemewahannya, tetapi juga karena kritik tajam terhadap dampaknya pada lingkungan dan ketidaksetaraan ekonomi.
Para aktivis lingkungan dari Greenpeace dan kelompok Everyone Hates Elon dari Inggris menggelar aksi protes di pusat kota. Mereka membentangkan spanduk besar bergambar Bezos yang sedang tertawa, dengan tulisan “Jika Anda bisa menyewa Venesia untuk acara pernikahan, Anda bisa membayar lebih banyak pajak.” Aksi ini menyoroti ketidakadilan pajak yang dinikmati oleh para miliarder.
Protes Menentang Kemewahan dan Ketimpangan
Aksi protes di alun-alun Santo Markus bukan satu-satunya yang dilakukan para aktivis. Spanduk serupa juga digantung di Jembatan Rialto, bertuliskan “Tidak ada ruang untuk Bezos.” Protes ini didorong oleh kecaman terhadap gaya hidup mewah Bezos yang dianggap kontras dengan isu lingkungan dan ketidaksetaraan ekonomi.
Para aktivis lokal juga mengecam pemimpin kota yang dianggap memprioritaskan pariwisata atas kebutuhan warga. Tommaso Cacciari dari kampanye No Space for Bezos menyatakan bahwa Bezos terlihat angkuh dengan menyulap kota menjadi tempat resepsi pribadi.
Dampak Lingkungan dan Pariwisata
Pernikahan Bezos diperkirakan akan mendatangkan lebih dari 90 jet pribadi, yang menambah beban polusi udara di Venesia. Kota ini, yang terkenal rawan terhadap perubahan iklim dan telah kewalahan dengan jumlah wisatawan, kini menghadapi tekanan tambahan dari pesta mewah ini.
Venesia baru-baru ini memberlakukan biaya masuk bagi wisatawan untuk mengelola jumlah pengunjung. Namun, acara ini menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan polusi dan kepadatan lebih lanjut di kota bersejarah yang hanya dihuni sekitar 49.000 penduduk. Lebih dari 20 juta turis mengunjungi kota ini setiap tahunnya.
Tanggapan Pemerintah Lokal dan Aksi Sosial
Walikota Luigi Brugnaro dan Gubernur Luca Zaia berpendapat bahwa pernikahan Bezos akan memberi manfaat ekonomi bagi kota melalui peningkatan bisnis lokal. Zaia memperkirakan perayaan ini akan menyuntikkan dana 20-30 juta euro ke perekonomian Venesia.
Namun, argumen ini dibantah oleh para aktivis yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan lingkungan. Mereka menilai bahwa keuntungan ekonomi yang terbatas tidak sebanding dengan dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan warga.
Sumbangan Amal Bezos
Meskipun demikian, Bezos berencana memberikan sumbangan 1 juta euro (sekitar Rp 15,7 miliar) untuk Corila, sebuah konsorsium akademis yang meneliti ekosistem laguna Venesia. Sumbangan ini, bagaimanapun, tidak mengurangi kritik atas dampak luas dari pernikahan mewah tersebut.
Aksi protes ini mencerminkan sentimen yang berkembang di Venesia dan di seluruh dunia terkait dengan dampak negatif dari pariwisata massal dan ketidaksetaraan ekonomi. Peristiwa ini menjadi sorotan atas perdebatan yang lebih luas tentang tanggung jawab sosial dari individu kaya dan kekuatan perusahaan besar.
Pernikahan mewah tersebut berlangsung di tengah puncak musim wisata, menambah beban pada infrastruktur dan lingkungan kota yang rapuh. Walaupun Bezos berkontribusi amal, protes tersebut menyoroti dilema antara keuntungan ekonomi jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang bagi kota Venesia dan planet ini. Peristiwa ini, pada akhirnya, mengundang pertanyaan mendasar tentang keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan dan sosial.
