Misteri “Bapak” Telepon Harun Masiku: Ahli Bahasa Terungkap

Misteri "Bapak" Telepon Harun Masiku: Ahli Bahasa Terungkap
Sumber: Kompas.com

Sidang kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku kembali menyita perhatian publik. Pernyataan ahli bahasa Universitas Indonesia (UI), Frans Asisi Datang, terkait sosok “bapak” dalam percakapan telepon antara Harun Masiku dan satpam DPP PDI-P, Nurhasan, menjadi sorotan. Pernyataan Frans ini mengalami perubahan signifikan sepanjang persidangan.

Awalnya, Frans menginterpretasikan “bapak” sebagai Hasto Kristiyanto. Namun, setelah dikonfirmasi oleh kuasa hukum Hasto, Ronny Talapessy, Frans merevisi kesimpulannya. Perubahan ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas analisis awal dan metode yang digunakan oleh ahli tersebut.

Klarifikasi Ahli Bahasa: “Bapak” Bukan Hasto Kristiyanto

Dalam persidangan Kamis (12/6/2025), Ronny Talapessy mempertanyakan kesimpulan Frans berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nurhasan, poin 9 dan 10. BAP tersebut mencatat Nurhasan mengaku tidak mengetahui sosok “bapak” yang dimaksud Harun Masiku.

Frans kemudian mengklarifikasi bahwa berdasarkan BAP dan kesaksian Nurhasan di persidangan, “bapak” yang dimaksud bukanlah Hasto Kristiyanto. Ia menekankan bahwa Nurhasan menyebutkan “bapak” merujuk pada dua orang tak dikenal yang memerintahkannya menelepon Harun Masiku.

Analisis Percakapan Telepon Harun Masiku dan Nurhasan

Jaksa penuntut umum KPK sebelumnya memutar rekaman telepon antara Harun Masiku dan Nurhasan. Dalam percakapan tersebut, Harun beberapa kali menanyakan keberadaan “Bapak”.

Nurhasan menjawab bahwa “Bapak” sedang berada di luar. Percakapan ini menjadi fokus analisis Frans. Awalnya, Frans berpendapat bahwa “Bapak” merujuk pada seseorang yang dikenal baik oleh Harun dan Nurhasan, dan berdasarkan informasi tambahan dari penyidik, ia menyimpulkan sosok itu adalah Hasto.

Namun, keterangan Nurhasan di persidangan membantah hal tersebut. Nurhasan menegaskan bahwa ia tidak mengenal “Bapak” yang dimaksud Harun Masiku secara pribadi.

Perbedaan Kesaksian dan Implikasinya

Perbedaan kesimpulan Frans sebelum dan sesudah mendengarkan kesaksian Nurhasan menimbulkan pertanyaan tentang metodologi analisis yang digunakan. Perubahan kesimpulan ini signifikan karena berdampak pada interpretasi keseluruhan kasus.

Ronny Talapessy menekankan pentingnya kejelasan informasi dalam persidangan, mengingat hal tersebut menyangkut nasib seseorang. Ia meminta penegasan bahwa “bapak” dalam percakapan tersebut bukanlah Hasto Kristiyanto.

Frans akhirnya menegaskan kembali kesimpulan terbarunya, menyatakan bahwa berdasarkan keterangan yang ada, “bapak” yang dimaksud dalam percakapan telepon bukanlah Hasto Kristiyanto.

Kesimpulan akhir ini tentu akan mempengaruhi arah penyelidikan dan perkembangan kasus selanjutnya. Kejelasan informasi dan metodologi analisis yang tepat menjadi sangat krusial dalam proses peradilan yang adil dan transparan.

Kejadian ini menyoroti pentingnya ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan analisis forensik digital dan linguistik, khususnya dalam konteks perkara hukum. Interpretasi yang tidak teliti dapat memiliki konsekuensi yang sangat signifikan.

Pos terkait