Kereta Kerajaan Ratu Elizabeth Dipensiunkan: Hemat Biaya Negara

Kereta Kerajaan Ratu Elizabeth Dipensiunkan: Hemat Biaya Negara
Sumber: Kompas.com

Kereta kerajaan Inggris, simbol transportasi ikonik yang menjadi favorit mendiang Ratu Elizabeth II, akan segera memasuki masa pensiun. Pengumuman ini disampaikan bersamaan dengan rilis laporan keuangan tahunan Keluarga Kerajaan, yang juga menyingkap suntikan dana besar untuk operasional monarki.

Keputusan penghentian operasional kereta kerajaan ini merupakan bagian dari upaya modernisasi dan efisiensi anggaran. Raja Charles III dan Pangeran William mendukung langkah tersebut.

Alasan Pensiun: Efisiensi Anggaran dan Modernisasi

James Chalmers, Penjaga Dompet Pribadi (Keeper of the Privy Purse), menjelaskan keputusan ini sebagai langkah disiplin fiskal. Penggunaan dana publik perlu diefisiensikan.

Chalmers menekankan perlunya modernisasi dalam operasional rumah tangga kerajaan. Kereta kerajaan, meski bersejarah, tidak lagi seefisien moda transportasi lain.

Penghentian operasional kereta akan dimulai tahun depan, setelah kontrak pemeliharaan berakhir pada awal 2027. Raja Charles III akan memberikan perpisahan khusus untuk rangkaian kereta sembilan gerbong tersebut.

Penggantian Moda Transportasi dan Rencana Pameran

Sebagai pengganti kereta, Raja dan anggota keluarga kerajaan akan menggunakan dua helikopter baru. Ini dinilai lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan modern.

Meskipun akan dinonaktifkan, kereta kerajaan masih akan digunakan untuk beberapa kunjungan terakhir ke berbagai wilayah Inggris. Setelahnya, kereta akan dipamerkan secara permanen.

Raja Charles III memiliki kenangan pribadi yang kuat dengan kereta tersebut, terutama gerbong yang dibuat khusus untuknya pada pertengahan 1980-an. Gerbong ini tetap digunakan hingga ia naik takhta.

Biaya Operasional dan Transparansi Keuangan

Laporan keuangan kerajaan mencatat peningkatan biaya perjalanan resmi menjadi 4,7 juta poundsterling (sekitar Rp 104 miliar). Angka ini naik 500.000 poundsterling (Rp 11 miliar) dari tahun sebelumnya.

Salah satu pengeluaran terbesar adalah penerbangan Raja, Ratu, dan staf ke Australia dan Samoa pada Oktober lalu, yang menelan biaya 400.500 poundsterling (Rp 8,86 miliar).

Hibah kedaulatan, dana untuk kegiatan publik Keluarga Kerajaan, akan naik dari 86,3 juta poundsterling (Rp 1,9 triliun) menjadi 132 juta poundsterling (Rp 2,9 triliun) dalam dua tahun mendatang.

Kenaikan ini diimbangi oleh lonjakan pendapatan dari lahan angin (wind farm) di Crown Estate, yang menghasilkan keuntungan 1,1 miliar poundsterling (Rp 24,35 triliun). Dana tambahan akan digunakan untuk renovasi Istana Buckingham dan bangunan bersejarah lainnya.

Namun, transparansi keuangan kerajaan masih menjadi sorotan. Kelompok anti-monarki, Republic, mengkritik kurangnya detail dalam laporan keuangan.

Graham Smith dari Republic mendesak agar pengelolaan dan pelaporan keuangan kerajaan berada di bawah pengawasan Departemen Keuangan dan dilaporkan ke parlemen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.

Republic juga memperkirakan biaya tahunan monarki, termasuk keamanan dan pajak yang tidak dibayarkan, mencapai lebih dari setengah miliar poundsterling.

Penghentian operasional kereta kerajaan menandai babak baru dalam efisiensi dan modernisasi monarki Inggris. Meskipun bersejarah dan penuh kenangan, keputusan ini mencerminkan adaptasi institusi kerajaan terhadap tuntutan zaman modern, termasuk transparansi keuangan yang lebih besar. Langkah ini, tentu saja, akan terus memancing diskusi dan perdebatan publik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *