Israel Geser Fokus: Gaza Jadi Target Setelah Tensi Iran Mereda

Israel Geser Fokus: Gaza Jadi Target Setelah Tensi Iran Mereda
Sumber: Poskota.co.id

Setelah gencatan senjata dengan Iran, Israel kembali fokus pada operasi militer di Gaza untuk melawan Hamas. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan ratusan warga sipil tewas, terutama saat berusaha mendapatkan bantuan makanan. Kantor HAM PBB menuding Israel bertanggung jawab atas tragedi ini, sementara Israel menyalahkan Hamas.

Peristiwa ini terjadi setelah berakhirnya konflik selama 12 hari antara Israel dan Iran. Gencatan senjata dicapai setelah negosiasi yang melibatkan Presiden AS, Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Meskipun gencatan senjata telah tercapai, situasi di kawasan tetap tegang.

Gencatan Senjata Iran-Israel dan Pergeseran Fokus Militer Israel

Dengan berakhirnya konflik singkat namun intens dengan Iran, militer Israel menyatakan akan mengalihkan fokus utamanya kembali ke Jalur Gaza. Letnan Jenderal Eyal Zamir, Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel, menegaskan prioritas utama kini adalah memberantas Hamas dan membebaskan sandera yang ditawan.

Meskipun gencatan senjata dengan Iran telah tercapai, Zamir menekankan bahwa konflik tersebut belum sepenuhnya berakhir. Situasi tetap rawan dan ketegangan masih berpotensi meningkat jika terjadi pelanggaran kesepakatan. Pernyataan resmi dari Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang memperingatkan serangan balasan jika Israel melanggar perjanjian, semakin menguatkan hal ini.

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Korban Jiwa dan Distribusi Bantuan yang Bermasalah

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan setelah konflik dengan Iran berakhir. Kantor HAM PBB melaporkan lebih dari 410 warga Gaza tewas sejak akhir Mei. Kebanyakan korban tewas saat berusaha mendapatkan bantuan makanan yang didistribusikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang ditunjuk Israel setelah blokade bantuan berlangsung selama hampir tiga bulan.

Pendistribusian bantuan oleh GHF justru diwarnai kekacauan dan kekerasan. Juru bicara HAM PBB, Thameen Al-Kheetan, menyebut penggunaan bantuan makanan sebagai alat perang sebagai pelanggaran berat hukum internasional. Warga Gaza dihadapkan pada dilema memilukan: kelaparan atau tertembak saat berupaya mendapatkan bantuan.

Tuduhan Kejahatan Perang dan Saling Tuding Antara Israel dan Hamas

PBB mengkonfirmasi sebagian besar korban tewas akibat tindakan militer Israel, meskipun ada kelompok bersenjata di sekitar lokasi distribusi bantuan. Jumlah korban tewas yang dilaporkan oleh badan pertahanan sipil Gaza yang dikelola Hamas bahkan lebih tinggi, mencapai 21 orang tewas dan sekitar 150 luka-luka. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban jiwa mencapai 516 orang dan hampir 3.800 luka-luka.

Israel membantah tuduhan melakukan kejahatan perang dan menyalahkan Hamas karena menjadikan permukiman sebagai basis operasi. Hamas membantah tuduhan tersebut. Banyak organisasi kemanusiaan dan lembaga PBB juga menolak bekerja sama dengan GHF, karena menilai lembaga tersebut sarat kepentingan militer Israel. Konflik ini menyoroti kompleksitas situasi di Gaza dan tantangan besar dalam memberikan bantuan kemanusiaan di tengah konflik bersenjata. Peristiwa ini menekankan kebutuhan mendesak akan solusi damai dan penghentian kekerasan untuk mencegah lebih banyak korban jiwa dan penderitaan kemanusiaan. Kepercayaan internasional terhadap proses distribusi bantuan harus dibangun kembali untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan tanpa harus menghadapi risiko kematian.

Pos terkait