Gigitan Kelelawar Fatal: Pria Australia Tewas, Rabies Langka?

Gigitan Kelelawar Fatal: Pria Australia Tewas, Rabies Langka?
Sumber: Kompas.com

Seorang pria berusia 50 tahun di New South Wales, Australia, meninggal dunia setelah digigit kelelawar. Kematiannya dikaitkan dengan Australian bat lyssavirus (ABLV), virus langka yang gejalanya mirip rabies. Kejadian ini menyoroti bahaya yang jarang disadari dari gigitan kelelawar di Australia, serta pentingnya penanganan medis segera jika terjadi kontak.

NSW Health menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban atas kehilangan tragis ini. Mereka menekankan meskipun kasus ABLV sangat jarang terjadi, virus ini tidak memiliki pengobatan yang efektif.

Kasus ABLV yang Mematikan

Pria tersebut dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah digigit kelelawar beberapa bulan lalu. Pihak berwenang kini menyelidiki apakah paparan lain turut berperan dalam perkembangan penyakitnya.

Investigasi lebih lanjut akan menelaah faktor-faktor yang mungkin memperparah kondisi korban, termasuk riwayat kesehatan dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Hasil penyelidikan diharapkan dapat memberikan informasi berharga untuk pencegahan di masa mendatang.

Penularan dan Gejala ABLV

ABLV ditularkan melalui air liur kelelawar yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan atau cakaran. Gejala awal bisa muncul beberapa hari hingga beberapa tahun kemudian, dan seringkali menyerupai flu biasa.

Gejala awal meliputi sakit kepala, demam, dan kelelahan. Namun, kondisi ini dapat memburuk dengan cepat, menyebabkan kelumpuhan, delirium, kejang, dan akhirnya kematian.

Langkah-langkah Pencegahan

Segera cuci luka secara menyeluruh selama 15 menit dengan sabun dan air jika tergigit atau tercakar kelelawar. Oleskan juga antiseptik dengan aksi antivirus.

Penanganan medis segera sangat penting. Pasien perlu mendapatkan perawatan dengan imunoglobulin rabies dan vaksin rabies. Penundaan perawatan medis dapat berakibat fatal.

Pentingnya Kewaspadaan terhadap Kelelawar

Sejak diidentifikasi pada tahun 1996, hanya ada tiga kasus ABLV yang dilaporkan pada manusia, dan semuanya berujung pada kematian. Hal ini menekankan betapa seriusnya ancaman virus ini.

NSW Health mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak dengan kelelawar. Hanya petugas satwa liar yang terlatih, dilindungi, dan divaksinasi yang diperbolehkan untuk menangani kelelawar. Ingatlah bahwa semua kelelawar di Australia berpotensi membawa ABLV.

ABLV sangat mirip dengan virus rabies dan dapat menyebabkan kematian jika terinfeksi dan tidak segera ditangani. Oleh karena itu, kewaspadaan dan pencegahan dini sangat penting untuk menghindari konsekuensi yang fatal. Penting untuk selalu mengingat bahwa meskipun jarang, gigitan kelelawar dapat berakibat sangat berbahaya. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya edukasi masyarakat mengenai risiko dan tindakan pencegahan yang tepat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *