Bagi petani padi di Indonesia, walang sangit (Leptocorisa oratorius) merupakan hama yang sangat meresahkan. Serangga ini, yang kerap ditemukan di persawahan, menyebabkan kerugian besar karena merusak bulir padi yang masih muda. Ciri khasnya adalah tubuh ramping berwarna cokelat atau hijau, serta bau menyengat yang dikeluarkan ketika terganggu.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang walang sangit, mulai dari karakteristik fisik hingga perilaku uniknya. Pemahaman yang komprehensif tentang hama ini sangat penting bagi upaya pengendalian dan pencegahan kerugian pada hasil panen padi.
Karakteristik Fisik Walang Sangit
Walang sangit termasuk dalam famili Alydidae dan ordo Hemiptera. Tubuhnya lonjong dan ramping, dengan tungkai-tungkai yang panjang. Kepalanya berbentuk segitiga lebar, dilengkapi antena panjang (proboscis).
Warna tubuhnya bervariasi. Nimfa (walang sangit muda) berwarna hijau, sementara imago (dewasa) berwarna cokelat kehitaman kusam. Mereka memiliki sayap tipis yang disebut sayap membraneous.
Ukuran tubuh walang sangit dewasa berkisar antara 17-20 mm panjang dan 3-4 mm lebar. Uniknya, jantan berukuran sedikit lebih besar daripada betina.
Perkembangbiakan dan Siklus Hidup
Walang sangit berkembang biak dengan bertelur. Seekor betina mampu menghasilkan 75-132 telur dalam sekali bertelur. Telur-telur ini menetas dalam waktu 5-7 hari, tergantung kondisi lingkungan.
Telur-telur berbentuk oval, pipih, dan berwarna cokelat. Induk betina biasanya meletakkan telur-telurnya di permukaan daun tanaman padi, seringkali tersusun berbaris memanjang.
Walang sangit mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tahapan hidupnya meliputi telur, nimfa, dan imago. Nimfa akan mengisap sari pati padi untuk bertahan hidup.
Setelah sekitar 17 hari sebagai nimfa, hama ini akan berubah menjadi serangga dewasa (imago). Siklus hidup totalnya berkisar 32-43 hari, dengan fase dewasa yang dapat bertahan hingga 80 hari.
Habitat dan Aktivitas Walang Sangit
Walang sangit umumnya ditemukan di persawahan, terutama di daerah tadah hujan atau dataran tinggi. Mereka menyukai lingkungan hangat dengan suhu sekitar 25-26 derajat Celcius.
Populasi walang sangit cenderung meningkat saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, biasanya antara April hingga Mei. Di musim kemarau, aktivitasnya cenderung menurun.
Perilaku Unik dan Dampaknya terhadap Tanaman Padi
Walang sangit memakan isi bulir padi yang masih lunak (masak susu), menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau berwarna cokelat kehitaman. Ini berdampak signifikan pada penurunan hasil panen.
Sebagai mekanisme pertahanan diri, walang sangit mengeluarkan bau menyengat dari perutnya saat terganggu. Bau ini berfungsi untuk mengusir predator atau pemangsa.
Keberadaan walang sangit sebagai hama pertanian perlu diwaspadai oleh para petani. Pengendalian hama ini penting untuk menjaga produktivitas pertanian padi.
Pemahaman yang baik tentang karakteristik, siklus hidup, dan perilaku walang sangit sangat krusial dalam mengembangkan strategi pengendalian hama yang efektif. Dengan begitu, petani dapat meminimalisir kerugian dan meningkatkan produktivitas pertanian.





