Produsen otomotif raksasa asal China, Geely Auto, mengambil langkah strategis di tengah tantangan kelebihan kapasitas industri otomotif global. Perusahaan memutuskan untuk tidak membangun pabrik baru atau meningkatkan kapasitas produksi yang ada. Fokus Geely kini beralih pada pengembangan teknologi untuk menghadapi masa depan industri mobilitas.
Keputusan ini disampaikan Geely melalui video resmi yang diunggah secara daring. Langkah tersebut merupakan respons terhadap masalah kelebihan kapasitas yang tengah melanda industri otomotif global.
Geely Fokus Pengembangan Teknologi, Hentikan Pembangunan Pabrik Baru
Geely memprioritaskan investasi pada pengembangan teknologi sebagai kunci keberhasilan di masa depan industri otomotif. Langkah ini dianggap lebih efektif daripada menambah kapasitas produksi di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
Perusahaan menilai, inovasi teknologi akan menjadi pembeda utama dalam persaingan yang semakin ketat. Investasi di bidang riset dan pengembangan menjadi strategi utama Geely untuk menghadapi tantangan ini.
Persaingan Ketat di Pasar Otomotif China
Pasar otomotif China saat ini tengah menghadapi persaingan yang sangat ketat. Banyak produsen, termasuk BYD dan Leapmotor, memberikan diskon besar-besaran untuk mempertahankan pangsa pasar.
Potongan harga hingga 20 persen untuk lebih dari 70 model kendaraan dilakukan pada akhir Mei 2026. Laporan JPMorgan Chase mencatat lonjakan potongan harga rata-rata mobil di China mencapai 16,8 persen pada April 2025.
Kondisi ini menunjukkan betapa sengitnya persaingan di pasar otomotif China. Geely melihat bahwa pengembangan teknologi yang inovatif lebih penting daripada sekadar meningkatkan kapasitas produksi.
Geely di Indonesia: Komitmen Terus Berlanjut
Meskipun menghentikan pembangunan pabrik baru di luar negeri, Geely tetap berkomitmen di pasar Indonesia. Kerja sama strategis dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk perakitan lokal kendaraan Geely di Purwakarta, Jawa Barat tetap berjalan.
Pabrik yang direncanakan beroperasi pada kuartal ketiga 2025 ini akan memproduksi Geely EX5 sebagai model pertama. CEO PT HIM, Denny Siregar, memastikan kontrak kerja sama dengan Geely masih berlanjut.
Geely Auto Indonesia, melalui Managing Director Victor Gao, mengungkapkan rencana jangka panjang di Indonesia. Perusahaan berencana memperkenalkan 5-7 model baru dalam tiga tahun ke depan.
- Model-model baru tersebut akan mencakup SUV, MPV, kendaraan listrik murni (BEV), kendaraan listrik hibrida (PHEV), dan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE).
- Geely juga akan membawa teknologi baterai terbaru dan metode perakitan modern ke Indonesia.
- Komitmen terhadap transfer pengetahuan dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga ditekankan.
Kolaborasi Geely dan HIM diharapkan dapat merevolusi standar produksi otomotif di Indonesia. Komitmen Geely untuk menghadirkan beragam model dan teknologi terbaru di pasar Indonesia semakin memperkuat posisinya.
Kesimpulannya, keputusan Geely untuk menghentikan pembangunan pabrik baru merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan kelebihan kapasitas dan persaingan ketat di industri otomotif global. Fokus pada inovasi teknologi dan pasar yang selektif, dibarengi dengan komitmen yang kuat di pasar berkembang seperti Indonesia, menunjukkan strategi jangka panjang yang terukur dan berkelanjutan bagi perusahaan.





